Tahukah Kamu 7 Jenis Tanaman Ini Dapat Dijadikan Pestisida Nabati?? Soal Kualitas Jangan Diragukan Lagi Karena Sudah Banyak Dijadikan Referensi Jurnal Dan Skripsi.

Talitakum Indonesia ~ Banyaknya hama yang merusak tanaman yang dibudidayakan sering membuat para petani menjadi jengkel. Bahkan pada serangan berat tidak jarang hama tersebut menurunkan hasil produksi tanaman yang dibudidayakan.

Menurut hasil survei badan litbang 95% petani menggunakan pestisida kimiawi untuk mengendalikan berbagai serangan hama yang merusak tanaman dengan alasan lebih ampuh dan tidak membutuhkan waktu yang lama.

Sepintas cara tersebut dianggap menjadi solusi jitu bagi petani dalam mengendalikan hama namun jika diteliti lebih jauh cara tersebut akan memberikan dampak buruk bagi lingkungan dan dan kesehatan manusia.

Pestisida kimiawi yang digunakan secara terus menerus dapat meninggalkan residu yang berbahaya bagi kesehatan manusia yang mengkonsumsinya, bahkan jika digunakan secara terus menerus dan berlebihan dapat mengakibatkan kekebalan atau resistensi terhadap hama tersebut belum lagi pestisida kimiawi juga membunuh serangga predator yang berguna sebagai musuh alami dari hama tersebut sehingga lama kelamaan hama pada tanaman akan sangat sulit dikendalikan.

Maka dari itu perlu ada perbaikan dalam mengendalikan hama pada tanaman salah satunya ialah dengan pemanfaatan "tanaman" atau lebih sering disebut dengan menggunakan pestisida nabati yang terbukti ampuh dan sudah diuji di berbagai penelitian ilmiah seperti jurnal, skripsi, tesis, dll.

Sederhananya pestisida nabati adalah pestisida yang terbuat dari bahan nabati (tumbuhan) yang mengandung senyawa dan zat tertentu untuk mengendalikan hama pada tanaman.

Pestisida nabati dapat mengendalikan hama dengan cara mengusir 
(reppelent) melalui bau khas yang ditimbulkan pestisida nabati tersebut, mencegah makan (antifeedant) melalui rasa yang tidak disukai hama dan bersifat sebagai racun sistemik (kontak)  merusak bagian pencernaan hama tersebut.

Berikut ini saya merangkum 7 jenis tanaman yang paling sering digunakan sebagai pestisida alami untuk mengendalian berbagai jenis hama yang merusak tanaman. Soal kualitas tidak usah diragukan lagi karena sudah terbukti dalam berbagai penelitian ilmiah.

1. Daun Mimba (Azadirachta indica)


Tanaman mimba (Azadirachta indica) mengandung senyawa aktif azadirachtin, meliantriol, salanin, nimbin dan nimbidin. Berbentuk tepung dari daun atau cairan minyak dari biji/buah. Efektif mencegah makan (antifeedant) bagi serangga dan mencegah serangga mendekati tanaman (repellent) dan bersifat sistemik. 

Mimba dapat membuat serangga mandul, karena dapat mengganggu produksi hormon dan pertumbuhan serangga. Mimba mempunyai spektrum yang luas, efektif untuk mengendalikan serangga bertubuh lunak.

Pestisida nabati mimba juga merupakan pestisida yang ramah lingkungan, sehingga diperbolehkan penggunaanya dalam pertanian organik (tercantum dalam SNI Pangan Organik), serta telah dipergunakan berbagai negara, termasuk Amerika yang dikenal sangat ketat peraturannya dalam penggunaaan pestisida, yaitu diawasi oleh suatu bahan yang disebut EPA (Environmental Protection Agency). 

Cara Pembuatan dan Pengaplikasinya: 

Daun mimba ditimbang sebanyak 500 gr lalu ditambah dengan 
1/2 liter air kemudian di blender sampai halus. Setelah itu lalu air disaring dengan menggunakan saringan kasa yang halus, air hasil saringan tersebut lalu ditambah 3-4 liter air bersih. Air tersebutlah yang digunakan untuk mengendalikan hama dengan cara disemprot atau bisa juga disiram ke perakaran.

Ekstrak mimba sebaiknya disemprotkan pada tahap awal dari perkembangan serangga, disemprotkan pada daun, disiramkan pada akar agar bisa diserap tanaman dan untuk mengendalikan serangga di dalam tanah. 


2. Akar Tuba (Derris elliptica)


Akar tuba
Senyawa yang ditemukan pada akar tuba antara lain adalah retenon. Retenon dapat diekstrak menggunakan eter/aseton menghasilkan 2 – 4 % resin rotenone, dibuat menjadi konsentrat air. 

Rotenon bekerja sebagai racun sel yang sangat kuat (insektisida) dan sebagai antifeedant yang menyebabkan serangga berhenti makan. Kematian serangga terjadi beberapa jam sampai beberapa hari setelah terkena rotenon. Rotenon dapat dicampur dengan piretrin/belerang. 

Rotenon adalah racun kontak (tidak sistemik) berspektrum luas dan sebagai racun perut. Rotenon dapat digunakan sebagai moluskisida (untuk keong, siput, dll), insektisida (untuk serangga) dan akarasida (tungau). 

Bahkan dibeberapa daerah akar tuba juga digunakan sebagai racun untuk menangkap ikan disungai, karena begitu kuatnya kandungan racun yang ada pada akar tuba sehingga dapat membuat ikan pingsan atau sempoyongan.

Cara Pembuatan dan Pengaplikasiannya:

Akar tuba ditimbang sebanyak 500 gr lalu dikeringkan untuk mengurangi kadar air pada akar tuba sehingga diperlohe senyawa rotenon yang lebih banyak.

Blender dengan air sebanyak 1/2 liter air sampai halus kemudian air tersebut disaring. Hasil air saringan tadi kemudian ditambah dengan 4-5 liter air lalu dimasukkan kedalam sprayer siap untuk diaplikasikan dengan cara disemprot atau sebahagian disiram kedalam tanah.

Nb: Untuk memperoleh hasil maksimal ektrak akar tuba air dapat diganti dengan menggunakan etanol 90% atau dengan penambahan blerang.


3. Brotowali (Tinospoacrispa L) 

Tanaman Brotowali
Brotowali merupakan jenis tanaman yang berbentuk semak-semak karena rasanya yang sangat pahit biasanya batang brotowali banyak digunakan sebagai bahan dasar pembuatan pestisida alami.

Tumbuhan ini diketahui mengandung senyawa pikoretin, berberin dan palmatin, yang termasuk senyawa golongan alkaloid pikroretosid dan tinokrisposid yang merupakan suatu senyawa glikosida serta senyawa triterpenoid.

Ekstrak batang brotowali yang mengandung alkaloid ini bersifat racun aktif yang tersusun dari karbon, yang dapat merusak sistem syaraf, mengganggu pernapasan dan merusak kemampuan reproduksi, sehingga penggunaan ekstrak batang brotowali dapat mengurangi penyebaran dan mengusir hama pada tanaman.

Ektrak batang brotowali mampu mengendalikan hama tikus, moluska, semua jenis kutu, dan berbagai jenis ulat seperti ulat jengkal, ulat grayak, plutella xylostella, dll. Selain itu ekstrak batang brotowali juga dapat mengendalikan serangan jamur fusarium dan colectroticum capsicii.

Cara Pembuatan dan Pengaplikasiannya:

Batang brotoali yang telah diambil kemudian dibersihkan, yang digunakan adalah batangnya saja. Batang brotowali ditimbang sebanyak 500 gr lalu dipotong-potong kecil dan diblender dengan 1/2 liter air. 

Air hasil blender tersebut disaring dan timabhah lagi dengan 4-5 liter air kemudian siap untuk digunakan. Pengaplikasianya dapat disemprot langsung ke tanaman atau kedalam tanah.


4.  Daun Sirsak (Annona muricata L)

Tanaman Sirsak
Tanaman sirsak pada bagian daunnya dapat digunakan sebagai pengendali hama.

Daun sirsak mengandung senyawa acetoginin, antara lain asimisin, bulatacin dan squamosin. Pada konsentrasi tinggi, senyawa acetogenin memiliki keistimewan sebagai anti feedent. Dalam hal ini, serangga hama tidak lagi bergairah untuk melahap bagian tanaman yang disukainya. Selain itu pestisida ini juga bersifat racun perut yang bisa mengakibatkan serangga hama mengalami gangguan pada bagian pencernaannya hingga serangga tersebut mengalami kelumpuhan dan mengakibatkan kematian.


Pestisida nabati daun sirsak efektif mengendalikan hama seperti berbagai jenis wereng, kutu hijau, tungau, kepik dan berbagai jenis ulat yaitu ulat grayak (Spodoptera litura F), ulat tritip (Plutella xylostella), lalat buah (Ceratitis capitata), kumbang merah (Aulachopora foveicollis). 
Cara Pembuatan dan Pengaplikasiannya:

Daun sirsak yang telah diambil kemudian dibersihkan, lalu ditimbang sebanyak 500 gr disobeksobek kemudian diblender dengan 1/2 liter air. 

Air hasil blender tersebut disaring dan timabhah lagi dengan 3-4 liter air kemudian siap untuk digunakan. Pengaplikasianya dapat disemprot langsung ke tanaman atau kedalam tanah.

Nb: jika ditambah dengan daun tembakau maka akan lebih efektif dalam mengendalikan berbagai jenis hama, terkhusus ulat-ulatan, thrips dan kutu daun.

5. Sereh Wangi 
Sereh Wangi
Sereh wangi merupakan bagian dari rempah-rempah yang sering digunakan sebagai bahan masakan di dapur. Sereh wangi juga memiliki khasiat yang sangat baik bagi kesehatan tubuh 

Selain baik bagi kesehatan ternyata kandungan senyawa aktif pada sereh wangi mampu mengendalikan berbagai jenis hama pada tanaman. Dari berbagai sumber yang dikelolah sereh wangi mampu mengedalikan hama kumbang, kutu kebul, aphis, kutu daun, dan hama penggerek buah.

Kandungan senyawa aktif berupa minyak astiri dapat mengendalikan hama dengan tiga mekanisme kerja, diantaranya adalah sebagai berikut ini :

1.Sebagai bahan penolak. Mekanismenya adalah mengacaukan aroma penarik yang dikeluarkan tanaman inang sehingga pergerakan hama menuju tanaman inang tersebut dapat dialihkan.
 

2. Sebagai bahan penghambat makan. Minyak atsiri sereh wangi yang diaplikasikan pada tanaman inang mampu menekan peran bahan perangsang makan yang dihasilkan tanaman tersebut dan menimbulkan ketidaksukaan sehingga konsumsi hama pada tanaman inang menjadi jauh berkurang. Akibatnya pertumbuhan hama dan perkembangan populasi menjadi terhambat.
 

3. Sebagai pembunuh hama. Minyak atsiri mempunyai efek iritasi. Efek ini menyebabkan kerusakan pada integumen hama sehingga terjadi proses transpirasi tinggi. Hal ini dapat mengakibatkan kematian pada hama tersebut. 

Cara Pembuatan dan Pengaplikasiannya:

Timbang batang sereh wangi sebanyak 500 gr lalu dipotong kecil-kecil, lalu blender sereh wangi dengan air sebanyak 1/2 liter sampai halus. Setelah itu saring dengan menggunakan kain kasa yang halus.

Hasil dari air yang diblender tadi ditambah 3-4 liter air lalu dimasukkan kedalam sprayer dan siap untuk diaplikasikan dengan cara disemprot ket tanaman atau kedalam tanah.

Nb: Selain batang akar sereh wangi juga memiliki senyawa bahan aktif berupa minyak atsiri, sobat dapat memadukannya dengan batang, namun sebelum diblender jangan lupa akar dicuci bersih terlebih dahulu.


6. Tanaman Babadotan (Ageratum conyzoides L)

Tanaman Babadotan
Senyawa aktif yang terdapat di dalam tumbuhan babadotan diantaranya adalah dari golongan alkaloid, saponin, flavonoid, anthraquinon, terpen, steroid, tannin dan phenol, precocene I dan II, selain jenisnya yang banyak, kadar bahan aktifnya juga tinggi sehingga mampu mengendalikan berbagai OPT atau dikenal sebagai pestisida nabati multiguna.

Senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman babadotan mampu membasmi hama Aphis, kutu daun, penggerek polong, ulat crop, ulat spodoptera, Heliothis armigera, selain itu tanaman ini juga mampu mengendalikan jamur fusarium dan cercospora.

Cara Pembuatan dan Pengaplikasiannya:

Timbang batang dan daun babadotan sebanyak 500 gr lalu dirajang kecil-kecil, lalu blender daun dan batang babadotan tadi dengan air sebanyak 1/2 liter sampai halus. Setelah itu saring dengan menggunakan kain kasa yang halus.

Hasil dari air yang diblender tadi ditambah 3-4 liter air lalu dimasukkan kedalam sprayer dan siap untuk diaplikasikan dengan cara disemprot ke tanaman atau kedalam tanah.


7. Sirih Merah (Piper ornatum)

Sirih Merah
Sirih merah merupakan salah satu jenis tanaman yang memiliki banyak manfaat. 

Kandungan kimia yang dimiliki daun sirih antara lain minyak atsiri,alkaloid, kadimen, eugenol, eugenol metal eter, kariopilen dan etilbrenskatenin. Selain itu, daun sirih juga mengandung zat samak, enzim diastase.

Minyak atsiri dari daun sirih segar sepertiga bagian terdiri dari fenol dan alkaloid yang memiliki daya pembunuh bakteri, antioksidan, fungisida serta anti jamur. Minyak atsiri dari daun sirih mempunyai efek insektisida terhadap lebih dari 30 jenis serangga.

Cara Pembuatan dan Pengaplikasiannya:

Timbang daun sirih merah sebanyak 500 gr kemudian dirajang kecil-kecil, lalu blender daun sirih merah tadi diblender dengan air sebanyak 1/2 liter sampai halus. Setelah itu saring dengan menggunakan kain kasa yang halus.

Hasil dari air yang diblender tadi ditambah 3-4 liter air lalu dimasukkan kedalam sprayer dan siap untuk diaplikasikan dengan cara disemprot ke tanaman atau kedalam tanah.

Demikianlah informasi yang dapat saya bagikan mengenai jenis tanaman yang dapat dijadikan pestisida nabati.

Untuk memperoleh hasil maksimal sahabat dapat mengkombinasi  dengan jenis tanaman lainnya. Sebaiknya gunakan pestisida nabati dengan rutin dan sebelum mengaplikasikan perhatikan keadaan cuaca. Jangan pernah menemprot pesitida pada saat turun hujan karena pestisida akan terbawa air dan hasilnya tidak akan maksimal.


Sumber : 

* Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika.

* Ditjenbun, 1994.  Pedoman Pengenalan Pestisida Botani. Direktorat Bina Perlindungan Tanaman Perkebunan, Ditjenbun, Deptan.  Jakarta.

* Kardinan, A. dan M. Iskandar. 1997. Pengaru Berbagai Jenis Ekstrak Tanaman Sebagai Moluskisida Nabati Terhadap  Keong Mas (Pomacea canaliculata). Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia.

* Dan diolah dari berbagai sumber lainnya.

Beberapa Artikel Menariknya Lainnya Yang Harus Kamu Baca : 

~ 8 Penyakit Penting Yang Paling Sering Merusak Tanaman Cabe Anda. Pelajari dan Ketahuilah Gejala nya. 

~ Langkah-Langkah Pembuatan Pupuk Organik Cair Yang Bisa Langsung Kamu Praktekan! 

~ Rahasia Suksess Budidaya Jamur Tiram Bagi Pemula. 

~ Panduan Lengkap Budidaya Tomat Bagi Pemula Dengan Panen Melimpah. 

~ Buah Naga si "Merah" yang Menyehatkan. Lihat Yuk Bagaimana Cara Membudidayakannya. 

Terimakasih Sahabat Sudah Berkunjung!

Mau berlangganan artikel GRATIS? Gampangm kok! Subscribe dan masukan alamat email. Kami akan kirim artikel gratis melalu email sahabat.


Jika artikel ini bermanfaat, bantu saya share pada teman-teman yang lainnya ya. Saling berbagi itu indah :)

0 Response to "Tahukah Kamu 7 Jenis Tanaman Ini Dapat Dijadikan Pestisida Nabati?? Soal Kualitas Jangan Diragukan Lagi Karena Sudah Banyak Dijadikan Referensi Jurnal Dan Skripsi. "

Posting Komentar

Kami menerima kritik dan saran yang bersifat membangun
.
No SARA and RASIS.

Berkomentarlah dengan Bijak. SPAM, JUDI!! Otomatis Dihapus!!